Rabu, 18 Februari 2015

Perencanaan pengembangan seni budaya pencak silat



BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada zaman modern ini,banyak sekali perubahan kebudayaan yang dipengaruhi budaya dan peradaban asing dari Negara lain yang didominasi oleh pengaruh budaya barat.sedangkan tuntutan masyarakat kita saat ini memerlukan upaya pelestarian budaya nasional apalagi dalam kondisi era globalisasi budaya bangsa,menitik beratkan pada otonomi daerah.
Berkenaan dengan hal tersebut Pencak silat adalah merupakan seni tradisional asli Indonesia yang perlu dilestarikan dan diwariskan kepada generasi penerus,sebab seni bela diri pencak silat memiliki nilai budaya yang tinggi,tradisi,seni,olahraga dan pertahanan.Oleh karena itu alangkah positifnya apabila kita sebagai pendidik untuk melestarikannya.Atas dasar inilah pentingnya melahirkan perkumpulan latihan seni pencak silat dilingkungan Sekolah Dasar Negeri Pamatutan Kecamatan Bojonggenteng Kabupaten Sukabumi.  tetapi wujud sekolah yang memiliki program dan aktivitas pendidikan yang  mengarah kepada kesadaran dan kearifan terhadap seni Pencak Silat.sebagai  seni budaya yang digunakan oleh masyarakat Pulau Jawa.” yaitu sekolah yang memiliki komitmen dan secara sistematis mengembangkan program-program untuk menginternalisasikan nilai-nilai lingkungan ke dalam seluruh aktifitas sekolah.
Berdasarkan tuntutan kehidupan yang mendorong manusia diharuskan beradaptasi dengan lingkungan,  kondisi sosial lingkungan masyarakat sekitar sekolah yang beragam.,ada yang kurang perhatian terhadap pendidikan anaknya. Begitu juga tentang cara pandang terhadap lingkungan baik di lingkungan sekitar tempat tinggalnya apalagi terhadap lingkungan sekitar sekolah. Hal ini merupakan sebuah tantangan bagi warga sekolah kami untuk menuangkan ide dalam pengelolaan sekolah dengan konsep,Pencak silat  sebagai budaya daerah masyarakat pribumi. kami tetap memiliki keyakinan untuk dapat mengajak masyarakat dengan memberikan motivasi agar mereka semua memiliki kepedulian yang tinggi terhadap Budaya masyarakat daerah Jawa Barat  dan sekitar lingkungan tempat pendidikan anaknya.
Hubungan antar warga sekolah dengan masyarakat sekitar senantiasa kami jalin, agar tercipta sebuah keserasian antara lembaga pendidikan dengan masyarakat sebagai steakholder. Hal ini kami lakukan dengan menempatkan masyarakat sekitar sebagai partner kerja demi suksessnya semua program yang  akan kami canangkan.
 Tentunya bukanlah hal yang mudah untuk memastikan rencana pengembangan ekskul seni Pencak Silat  tersebut berjalan dengan mudah .dan lancar
Dengan makalah yang kami rancang tentang Pencak Silat  inilah kami mencoba untuk menyusun Rencana Pengembangan Seni Pencak Silat  di SD Negeri Pamatutan Kecamatan Bojonggenteng Kabupaten Sukabumi.
Sekolah telah mampu membangun kepedulian dan membudayakan pengelolaan Seni Pancak Silat  bagi warga sekolah serta warga di sekitar sekolah. Warga sekolah yang di maksud adalah kepala sekolah, staf, siswa, orang tua dan komite sekolah. Semua telah memahami visi dan misi sekolah dalam rangka mengembangkan Seni Pencak Silat..
Pencak Silat  bukan hanya tampilan  sekolah, tetapi wujud sekolah yang memiliki program dan aktivitas pendidikan mengarah kepada kesadaran dan kearifan terhadap seni Pencak Silat,.sebagai  seni budaya  masyarakat  Jawa Barat ” yaitu sekolah yang memiliki komitmen dan secara sistematis mengembangkan program-program untuk menginternalisasikan nilai-nilai lingkungan yang berbudaya  ke dalam seluruh aktifitas sekolah.
Membangun Perencanaan Pengembangan Pencak Silat tidak  hanya diperlihatkan secara fisik sekolah namun mengoptimalisasikan pendidikan Pencak Silat  ke dalam setiap mata pelajaran sehingga dapat membangun karakter  siswa yang memiliki kompetensi peduli terhadap budayanya sendiri  baik di rumah maupun disetiap pergaulannya.

1.2 TUJUAN

Disamping itu kebijakan peningkatan keberdayaan Pencak Silat   dapat juga di laksanakan dengan tujuan;
1)      Mampu membentuk budi pekerti luhur dan berakhlak mulia sebagai insan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2)      Mampu menggalang persatuan dan kesatuan serta kebersamaan atas asas kekeluargaan
3)      Mampu melestarikan budaya bangsa khususnya Seni Pencak Silat
4)      Pemantapan ketahanan moral dan mental generasi penerus
5)      Pemasyarakatan olah raga pencak silat .
6)      Peningkatan prestasi olah raga pencak silat.
7)      Peningkatan sarana dan prasarana olah raga pencak silat di masyarakat.
8)      Pembinaan dan peningkatan manajemen olah raga pencak silat di sekolah.
9)      Pengembangan wawasan olah raga pencak silat secara terpadu.:

1.3 RUMUSAN MASALAH

1)      Bagaimana Sejarah,Pengertian  dan dasar Pendirian Pencak Silat?
2)      Bagaimana nilai positif pencak silat?
3)      Bagaimana analisis mutu pendidikan saat ini dan  5 tahun kedepan?
4)      Bagaimana kesenjangan antara mutu sekolah saat ini dan harapan 5 tahun kedepan?
5)      Apa saja program/kegiatan untuk mencapai visi, misi dan tujuan ?
6)      Sumber – sumber manusia/material apa saja yang dimiliki sekolah untuk melaksanakan program tersebut?
7)      Bagaimana penyusunan jadwal penmgembangan mutu pendidikan?
8)      Siapa saja penanggung jawab program pengembngan program tersebut?
9)      Bagaiman rencana pembiayaannya?
10)  Bagaimana rencana pemantauan dan evaluasinya?




BAB II

 PEMBAHASAN MASALAH

2.1 SEJARAH DAN PENGERTIAN PENCAK SILAT

Sejarah Bela diri yang berkembang di Nusantara didasarkan pada upaya pertahanan suku menghadapi musuh, seperti tari perang Nias. Nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang ditujukan untuk melindungi dan mempertahankan kehidupannya atau kelompoknya dari tantangan alam. Mereka menciptakan bela diri dengan menirukan gerakan binatang yang ada di alam sekitarnya, seperti gerakan kera, harimau,ular,atauburung elang.
Asal mula ilmu bela diri di nusantara ini kemungkinan juga berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan tombak, misalnya seperti dalam tradisi suku Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh luar. Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat ditentukan secara pasti. Kerajaan-kerajaan besar, seperti Sriwijaya dan Majapahit disebutkan memiliki pendekar-pendekar besar yang menguasai ilmu bela diri dan dapat menghimpun  prajurit-prajurit  yang kemahirannya dalam pembelaan diri dapat diandalkan. Peneliti silat Donald F. Draeger berpendapat bahwa bukti adanya seni bela diri bisa dilihat dari berbagai artefak senjata yang ditemukan dari masa klasik (Hindu-Budha) serta pada pahatan relief-relief yang berisikan sikap-sikap kuda-kuda silat di candi Prambanan dan Borobudur. Dalam bukunya,  Draeger menuliskan bahwa senjata dan seni beladiri silat adalah tak terpisahkan, bukan hanya dalam olah tubuh saja, melainkan juga pada hubungan spiritual yang terkait erat dengan kebudayaan Indonesia.
Peragaan silat Betawi yang dikemas dalam sebuah sandiwara kecil. Acara ini biasanya digelar sebelum akad nikah, yaitu sebuah drama kecil yang menceritakan rombongan pengantin pria dalam perjalanannya menuju rumah pengantin wanita dihadang oleh jawara (pendekar) kampung setempat yang dikisahkan juga menaruh hati kepada pengantin wanita. Maka terjadilah pertarungan silat di tengah jalan antara jawara-jawara penghadang dengan pendekar-pendekar pengiring pengantin pria yang tentu saja dimenangkan oleh para pengawal pengantin pria. Silat lalu berkembang dari ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi.
Dalam sejarah perjuangan melawan penjajah Belanda, tercatat para pendekar yang mengangkat senjata, seperti Panembahan Senopati, Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, Teuku Cik Di Tiro, Teuku Umar, Imam Bonjol, serta para pendekar wanita, seperti Sabai Nan Aluih, Cut Nyak Dhien, dan Cut Nyak Meutia. Silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas, yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau lain-lainnya yang juga mengembangkan beladiri ini. Menyadari pentingnya mengembangkan peranan pencak silat maka dirasa perlu adanya organisasi pencak silat yang bersifat nasional, yang dapat pula mengikat aliran-aliran pencak silat di seluruh Indonesia.

2.2 PENGERTIAN PENCAK SILAT
Menurut R.Asikin,salah seorang tokoh pencak silat dari Jawa Barat mengartikan pencak silat adalah suatu ilmu pengetahuan yang merupakan permainan rakyat asli Indonesia yang dipengaruhi kodrat ilahi dan budaya daerah yang disertai dengan perasaan sehingga merupakan gerak yang efektif dan terkendali  sehingga menjadi salah satu cabang olah raga dan seni.Seni Pencak silat ini atas dasar :
1.      Surat edaran dan keputusan Mendikbud RI Nomor :060/U/1993 Tentang muatan lokal   dan kegiatan ektrakurikuler dari SD,SLTP sampai SLTA.
2.      Anjuran dalam melestarikan Budaya Nasional yang disampaikan oleh mentri Pariwisata dan   seni serta Mentri Pemuda dan Olah Raga dalam pidato hari Sumpah Pemuda tanggal 28 oktober 1998 di Jakarta.
3.      Program Ektrakurikuler SD.Negeri Pamatutan.
4.      Dorongan minat para siswa dan guru pembina ektrakurikuler SD.Negeri Pamatutan
Empat aspek yang harus menjadi perhatian sekolah untuk dikelola dengan cermat dan benar apa bila mengembangkan Program Pengembangan seni budaya Pencak Silat  yakni  Kebijakan, Kurikulum, Kegiatan, dan Sarana Prasarana. Sehingga secara terencana Pengelolaan aspek-aspek tersebut harus diarahkan pada indikator yang telah ditetapkan dalam program seni budaya Pencak Silat.
1) Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya ,
2) Kurikulum Berbasis.. Lingkungan,
3) Kegiatan Berbasis Parisipatif dan
4) Sarana dan Prasarana Pendukung  Lingkungan.

2.3 PENGEMBANGAN KEBIJAKAN SEKOLAH.

 2.3.1 Kepala Sekolah

Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya terhadap seni pencak silat, maka diperlukan model pengelolaan sekolah yang mendukung dilaksanakannya pendidikan seni pencak silat oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Program seni budaya daerah yakni Partisipatif dan Berkelanjutan. Pengembangan Kebijakan Sekolah yang diperlukan untuk mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya tersebut antara lain ;
a.       Visi dan Misi Sekolah yang Peduli  terhadap kebudayaan daerah sendiri.
b.      Kebijakan Sekolah dalam mengembangkan Pendidikan seni budaya daerah.
c.       Kebijakan Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) baik Pendidikan maupun tenaga Kependidikan di bidang seni budaya Daerah.
d.      Kebijakan Sekolah untuk pengalokasian dan penggunaan dana bagi kegiatan yang terkait dengan seni budaya pencak silat.

a.       Kepala Sekolah
dapat dinilai dengan melihat berbagai perubahan positif di Sekolah, Kepala Sekolah di harap merupakan yang paling berhasil dalam bidang manajemen perubahan. Ia mendorong guru untuk lebih kreatif dan memberikan tanggung jawab kepada staf untuk mengontrol bersama kegiatan ekstrakulikuler, dan merubah persepsi yang negative terhadap kegiatan ini termasuk menjaga hubungan baik dengan perguruan. Dia mengajak semua pemegang peranan untuk berperanserta dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan persoalan -persoalan sekolah.
b.      Guru
Sikap guru di harap meningkat secara jelas dan kehadiran mereka juga meningkat. Mereka lebih mendukung siswa dan antusias sekali dalam mengajar. Melalui dorongan Kepala Sekolah, para guru lebih siap mendukung pelaksanakan berbagai metode pengajaran yang kreatif. Ketika hendak melakukan pendekatan baru di dalam kelas, para guru bertanggung jawab untuk membuat usaha yang memadai agar dapat melakukan evaluasi terhadap keefektifan kegiatan Pencak Silat yang mereka ikuti, agar para siswa dapat terhindar dari kegiatan yang negative di luar sekolah dengan mengarahkan mereka dengan pengetahuan dan ketrampilan beladiri yang dimiliki kearah fungsi olah raga prestasi Sekolah.
c.       Siswa
Sikap siswa kelihatannya telah meningkat secara positif. Kini siswa berada di sekolah lebih lama. Mereka memiliki kesempatan untuk meningkatkan ketrampilan mereka dalam olahraga dan kebudayaan bangsa sendiri. Peranserta siswa di dalam kegiatan beragamapun di harapkan meningkat pula. Kini para siswa diberi lebih banyak kesempatan untuk mengenal, mempelajari dan merubah persepsi tentang olah raga pencak silat yang ternyata layak juga untuk di kembangkan.
d.       Hubungan dengan Masyarakat
Melalui kegiatan ini yang di lakukan dengan system yang jitu, di harapkan dapat menekan angka tawuran di lingkungan Sekolah atau kegiatan negative lainnya yang kerap merubah reputasi siswa dan selanjutnya dapat menjaga ?good will? sekolah di mata masyarakat.
Hal lain, kegiatan ini juga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Sekolah. Masyarakat juga menjamin keamanan sekolah dengan lingkungan sekitar sekolah..
e.       Orang Tua
Peran serta orang tuapun sangat di yakini meningkat. Mereka menunjukkan kepeduliannya terhadap progam yang telah diusulkan oleh Sekolah. Hal ini terjadi karena prestasi sekolah ini yang meningkat. Orang tua dan para guru bertatap muka untuk membahas kembali program siswa paling sedikit sekali pada setiap cawu untuk mengevaluasi kepositifan kegiatan ini serta sejauh mana dapat mempengaruhi prestasi siswa didik tentunya. Sebagian besar orang tua hanya mendapatkan pendidikan yang terbatas dan mereka menganggap bahwa pendidikan adalah persiapan untuk membina anak-anak yang di harapkan bagi bangsa.
Kegiatan intrakurikuler dan ekstrakulikuler saja mungkin tidak akan cukup untuk membantu siswa dapat mengembangkan bakat, pengetahuan, dan keahlian yang dimilikinya. Justru peranan manajemen Sekolah dalam mengembangkan sistem belajar mengajar akan sangat menentukan. Selain itu, peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar juga menjadi faktor penting dalam hal ini.
Beragamnya kegiatan ekskul yang diadakan di sekolah, bagi orang tua dimaksudkan agar para siswa terhindar dari tawuran, di samping untuk meningkatkan prestasi siswa. Ada sebuah nilai yang sangat berharga dari cerita diatas bahwa keahlian, pengetahuan, bakat, dan pengalaman hanya dapat bermanfaat jika seseorang berada ditempat yang tepat.
a.       Visi dan Misi Sekolah yang Peduli dan Berbudaya Lingkungan.
b.      Kebijakan Sekolah dalam mengembangkan Pendidikan budaya Pencak silat
c.       Kebijakan Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) baik Pendidikan maupun tenaga Kependidikan di bidang ektrakurikuler Pencak Silat.

2.3.2 Pengembangan Kurikulum Berbasis Kebudayaan.

Untuk mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya dapat dicapai dengan melakukana. Pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran
a.       Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan seni budaya,
b.      Pengembangan kegiatan ektrarkuriler untuk peningkatan pengetahuan dan kesadaran siswa
c.       tentang seni pencak silat sebagai seni daerah.

2.3.3 Pengembangan Kegiatan Berbasis Parsitipatif

Untuk mewujudkan Sekolah Peduli, berbudaya, warga sekolah perlu dilibatkan dalam berbagai aktivitas pembelajaran ektra kurikuler pencak silat . Selain itu sekolah juga diharapkan melibatkan masyarakat di sekitarnya dalam melakukan berbagai kegiatan yang memberikan manfaat baik bagi warga sekolah, masyarakat maupun lingkungannya. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh warga sekolah dalam pengembangan kegiatan berbasis partisipatif antara lain :
1.      Menciptakan kegiatan ekstrakurikuler/kurikuler di bidang seni pencak silat    yang berbasis partisipatif di sekolah,
2.      Membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai pengembangan pendidikan lingkungan hidup di sekolah.
3.      Pengelolaan dan atau pengembangan Sarana Pendukung Sekolah

2.3.4 Gambaran Kondisi Sekolah

Sekolah kami memiliki Visi, Misi dan Tujuan seperti berikut :
1.      Visi SD Negeri Pamatutan : Terwujudnya warga sekolah yang berprestasi, berimtak, berbudaya, dan cinta lingkungan.
Dan sebagai Indikator dari Visi ini adalah :
1)      Unggul dalam seni budaya
2.      Misi SD Negeri Pamatutan :
1)      Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang seni budaya (Pencak Silat dan Seni Tari)

2.3.5 Tujuan SD Negeri Pamatutan :

Dalam kurun waktu 4 tahun kedepan, tujuan yang akan dicapai oleh sekolah antara lain :
a.       Menjuarai berbagai kompetisi OSN, O2SN, FL2SN; dan FLSSD.
b.      Mampu menampilkan kebiasaan sopan santun dan berbudi pekerti sebagai cerminan 10 langkah pembiasaan akhlak mulia dan iman taqwa dalam kehidupan sehari-hari;
c.       Mampu memelihara budaya daerah seperti mengikuti kegiatan di bidang seni
d.      Misalnya : Seni Pencak Silat, Seni Tari Daerah Jawa Barat dan bahkan melaksanakan pencanangan “ Sunda Day “ yang dilaksanakan setiap hari Rabu (Provinsi) atau Jumat   (Kabupaten).

2.3.6 Analisis Mutu Pendidikan Saat ini dan 5 Tahun yang akan datang.

9
PENGEMBANGAN BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH
A
Pengembangan budaya Meningkatkan rasa percaya diri dan keberanian  80 %
Pengembangan rasa percaya diri 100 %
20  %
B
Meningkatkan kedisiplinan 70%
 Meningkatkan kedisiplinan100%
30 %
C
Menumbuhkan sikap peduli terhadap budaya sendiri   75%
Menumbuhkan sikap peduli terhadap budaya sendiri   100 %
25    %

2.3.7 Faktor-faktor pendukung sekolah berwawasan lingkungan

Faktor – faktor yang mendukung sekolah dalam kegiatan pengembangan   seni budaya daerah pencak silat dilingkungan adalah :.
1.      Jumlah tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang memadai (sesuai dengan ratio guru dan siswa) sehingga memungkinkan rencana akan dapat terlaksana.
2.      Pengurus Komite Sekolah yang responsif dan supportif terhadap kegiatan sekolah yang mengarah pada peningkatan prestasi.
3.      Kondisi sosial masyarakat yang sangat mendukung terhadap rencana pengembangan program sekolah.
4.      Dukungan UPTD pendidikan dan Instansi terkait yang cukup baik

2.3.8 Kesenjangan antara mutu sekolah saat ini dan harapan 5 tahun kedepan

9
Pengembangan Budaya dan Lingkungan Sekolah:
Pengembangan Budaya dan Lingkungan Sekolah:
Pengembansgan Budaya dan Lingkungan Sekolah:
a
Pengembangan Seni budaya Pencak silat  80 %
Pengembangan Seni budaya Pencak Silat  100 %
20  %
b
Penciptaan lingkungan yang mengenal dan melestarikan seni budaya daerah sendir. 70 %
Penciptaan lingkungan yang mengenal dan melestarikan seni budaya daerah sendiri.  100 %
30 %

NO
KONDISI SAAT INI
KONDISI 5 TAHUN YAD
KESENJANGAN
1
STANDAR ISI
A
Buku KTSP (Buku/Dokumen-1

Sudah tersusun tapi dalam bentuk foto copy
Tersusunya KTSP Mandiri yang sesuai dengan SNP.
1 buah KTSP Mandiri yang renstra.
B
SILABUS

·    Sudah Tersusun 8 Silabus mapel tapi dalam bentuk copy paste
·    Tersusunya 8 silabus mapel mandiri yang mengacu ke SNP
9 Silabus mandiri yang  renstra.
C
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP):

·  Tersusun RPP 8 mapel tapi dalam bentuk copi paste
· Tersusunnya RPP 8 mapel  mandiri yang mengacu ke SNP
9 RPP yang mandiri yang renstra.
2.
Standar Proses
A
Persiapan pembelajaran:

·    Kepemilikan silabus oleh guru: 100 % memiliki
·    Kepemilikan RPP oleh guru: 100 % memiliki
·    Kepemilikan sumber belajar/bahan ajar: 80 %
·  Kepemilikan silabus oleh guru: 100 % memiliki
·  Kepemilikan RPP oleh guru: 100% memiliki
·  Kepemilikan sumber belajar/bahan ajar: 100%
5 %

5 %

20 %
B
Persyaratan Pembelajaran

·  Jumlah siswa per rombel: 7 anak
·  Beban mengajar guru: 24 jam/minggu
·  Ratio antara jumlah siswa dengan buku tekas mapel 2:1
·  Pengelolaan kelas: 70 %
· Jumlah siswa per rombel: 30 anak
· Beban mengajar guru: 24 jam/minggu
· Ratio antara jumlah siswa dengan buku tekas mapel 1:1
· Pengelolaan kelas: 100%
Penambahan jumlah siswa 23 anak.
Beban mengajar tetap 24 jam/minggu
Penambahan buku/siswu dan buku
penunjang 30 %
C
Pelaksanaan pembelajaran:

·   Cakupan pendahuluan dalam pembelajaran oleh guru di kelas: 70 %
·   Cakupan penerapan prinsip pembelajaran yang : eksploratif, elaboratif, dan konformatif: 60 %
·   Penerapan pembelajaran tuntas: 90 %

·   Penerapan PAIKEM/PAKEM: 70 %

·   Penerapan pembelajaran di luar kelas/sekolah: 60 %
·   Cakupan pelaksanaan penutup dalam pembelajaran 80 %:
·  Cakupan pendahuluan dalam pembelajaran oleh guru di kelas: 100%
·  Cakupan penerapan prinsip pembelajaran yang: eksploratif, elaboratif, dan konformatif: 100%         
·  Penerapan pembelajaran tuntas:100%
·  Penerapan PAIKEM/PAKEM: 100%
·  Penerapan pembelajaran di luar kelas/sekolah: 100%
·  Cakupan pelaksanaan penutup dalam pembelajaran: 100%
30 %

40 %
10 %
30 %
40 %
20 %
D
Pelaksanaan penilaian pembelajaran:

·   Variasi model penilaian:3 .model
·   Pengolahan/analisis hasil penilaian: 2 jenis manual
·   Pemanfaatan/tindak lanjut hasil penilaian: 2 manfaat
·  Variasi model penilaian:5 model
·  Pengolahan/analisis hasil penilaian: 3 jenis manual
·  Pemanfaatan/tindak lanjut hasil penilaian: 3 manfaat
2 .model
1 jenis berbasis TIK
1 Pemanfaatan /  tindak lanjut
E
Pengawasan proses pembe lajaran:



       Cakupan kegiatan pemantauan pembelajaran: 60 %
       Cakupan kegiatan super visi pembelajaran: 80 %
       Cakupan kegiatan evaluasi pembelajaran: 80 %
·      · Dokumen pelaporan hasil evaluasi pembelajaran:                 80 %
       Cakupan tindak lanjut hasil evaluasi pembelajaran: 80 %
· Cakupan kegiatan pemantauan pembelajaran: 100%
· Cakupan kegiatan supervisi pembelajaran: 100%
· Cakupan kegiatan evaluasi pembelajaran: 100%
· Dokumen pelaporan hasil evaluasi pembelajaran: 100%
·  Cakupan tindak lanjut hasil evaluasi pembelajaran: 100%
40 %
20 %
20 %
20 %
20 %
3.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
A
Bidang akademik:

o  Rata2 pencapaian KKM semua mapel 70
      Rata2 pencapaian NUN  6,5
        Rata2 pencapaian KKM semua mapel  80
  · Rata2 pencapaian NUN 9,00
10
2,5
B
Bidang non akademik:

·   Perolehan jumlah kejuaraan: 1 jenis/ bidang pada Tk kecamatan
·       Perolehan jumlah kejuaraan: 3 jenis/bidang pada Tingkat kecamatan
1Jeenis/bidang  akademik                                
C
Kelulusan:

·       Jumlah kelulusan  100 %
·       Jumlah kelulusan 100%
0 %
D
Melanjutkan studi:

·       Jumlah lulusan yang melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi 100 %
Jumlah lulusan yang melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi 100%
0 %
4
STANDAR PENDIIDK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
A
Kepala sekolah:

o  QSASudah  pelatihan kepemimpinan satu kali
o  Belum pelatihan manajerial sekolah (MBS) satu kali
o  Sudah pelatihan supervisi, monitoring, dan evaluasi sekolah dua kali
o  Sudah pelatihan adminis trasi persekolahan 1 kali
      Sudah  pelatihan KTSP 4  Kali
o  pelatihan kepemimpinan min. 3 kali
o  pelatihan manajerial sekolah (MBS) min. 3 kali
o  pelatihan supervisi, monitoring, dan evaluasi sekolah min. 3 kali
o  pelatihan administrasi persekolahan min. 3 kali
       · Pelatihan KTSP min 2 kali
2 kali
2 kali
1 kali
2 kali
4  kali
B
Guru: (bersifat rata-rata)


B
Guru: (bersifat rata-rata)

·  Jumlah guru PNS keseluruhan: 5 org
·  Pelatihan pembelajaran tuntas: 80 %
·  Pelatihan penilaian dan evaluasi pembelajaran:   60 %
·  Pelatihan KTSP dan K13: 80 %
·  Pelatihan PAIKEM /PAKEM: 80 %
·  Jumlah guru S1/D4:100 %
·  Jumlah guru bersertifikasi profesi: 60 %
o  Jumlah guru keseluruhan sesuai kebutuhan 9 orang.
o  Pelatihan pembelajaran tuntas: 100%
o  Pelatihan penilaian dan evaluasi pembelajaran: 100%
o  Pelatihan KTSP: 100%
o  Pelatihan PAIKEM/PAKEM: 100%
o  Jumlah guru S1/D4: 100%
       Jumlah guru bersertifikasi Jumlah guru bersertifikasi profesi: 100 %
4 orang
20 %
40 %
20 %
20 %
0 %
40 %
C
Tenaga TU, Pustakawan, dll: (bersifat rata-rata)

·       Jumlah tenaga TU: 0 orang
·       Jumlah tenaga TU:  1 orang
100 %
5
STANDAR SARANA DAN PRASARANA
A
Sarana dan Prasarana Minimal

o    Ruang kepala sekolah  tidak ada

o    Ruang perpustakaan: tidak ada

o    Ruang guru: ada tidak standar

o    Gudang: tidak ada

o    Ruang UKS : tidak ada

o    Ruang kelas kurang 3 buah
o  Ruang kepala sekolah: ada.

o  Ruang perpustakaan: ada standar

o  Ruang guru:  standar

o  Gudang:  ada

o  Ruang UKS : Ruang UKS ada

o  Kebutuhan ruang kelas dapat terpenuhi
-  Terbangunnya ruang kepala sekolah
-  Terbangun ruang             perpustakaan
 - Terbangunnya ruang guru yang standar
-  Terbangun satu ruang gudang
-  Terbangun 1 ruang UKS
- Terbangun 3 ruang kelas baru
B
Sarana dan Prasarana Lainnya



·       Ruang kantin: tidak ada

·       Ruang  multi media tidak ada
·       Ruang kantin:  ada   standar

·       Ruang multi media ada.
Terbangun 1 R kantin standar
Terbangun 1 ruang multi media.
C
Fasilitas Pembelajaran dan Penilaian

·       Komputer Guru: 10 %
·       Sarana olah raga: 20 %
·       Komputer Guru: 100%
·       Sarana olah raga: 100%
90 %
80 %
6.
STANDAR PENGELOLAAN
A
Perangkat dokumen pedoman pelaksanaan rencana kerja/kegiatan:

·  Dokumen RKJM , RKT dan RKAS : 80 %
·  Dokumen PSB: 80 %
·  Dokumen Pedoman pembinaan Kesiswaan: 60 %
· Dokumen tata tertib sekolah: 50 %
· Dokumen kode etik sekolah: 40 %
· Dokumen administrasi sekolah lainnya: 80 %
· Dokumen RKJM , RKT dan RKAS : 100%
· Dokumen PSB: 100%
· Dokumen Pedoman pembinaan kesiswaan: 100%
· Dokumen tata tertib sekolah: 100%
· Dokumen kode etik sekolah: 100%
· Dokumen administrasi sekolah lainnya: 100%
20 %

20 %
40 %
50 %
60 %
20 %
B
Struktur organisasi dan mekanisme kerja:

·   Struktur organisasi: 85 % lengkap
·   Dokumen pembagian tugas /kewenangan /tupoksi:    90 %
·       Struktur organisasi: 100% lengkap
·       Dokumen pembagian tugas/kewenangan/tupoksi: 100%
15 %

10 %
C
Supervisi, monitoring, evaluasi, dan akreditasi sekolah:

·       Ada isntrumen pemantauan : 75 %
·       Ada instrumen suvervisi: 80 %
·       Ada instrumen monitoring: 80 %
·       Ada instrumen evaluasi: 70 %
·       Ada pelaporan supervisi: 60 %
·       Ada pelaporan monitoring: 60 %
·       Ada pelaporan evaluasi : 80 %
·       Pendokumentasian : 80 %
·       Tindak lanjut: 75 %
·       Ada instrument pemantauan 100 %
·       Ada instrumen supervisi: 100%
·       Ada instrumen monitoring: 100%
·       Ada instrumen evaluasi: 100%
·       Ada pelaporan supervisi: 100%
·       Ada pelaporan monitoring: 100%
·       Ada pelaporan evaluasi: 100%
·       Pendokumentasian : 100%
·       Tindak lanjut: 100%
25 %
20 %
20 %
30 %
40 %
40 %
80 %
20 %
20 %
25%
D
Kemitraan dan peran serta masyarakat:

·       Dokumen keberadaan Komite Sekolah: 90 %
·       Dokumen program kerja komite sekolah: 60 %
·       Kepengurusan komite sekolah: 100% lengkap
·       Dokumen keberadaan Komite Sekolah: 100%
·       Dokumen program kerja komite sekolah: 100%
·       Kepengurusan komite sekolah: 100% lengkap
10 %
40 %
0 %
7.
STANDAR PEMBIAYAAN
A
Sumber dana: 1  buah
Sumber dana: minimal 2  buah
Minimal 1 buah
B
Pengalokasian dana: 6 SNP
Pengalokasian dana: minimal 8 SNP
2 SNP
C
Penggunaan dana: 100 % benar
Penggunaan dana: 100% benar
0 %
D
Pelaporan penggunaan dana: 100%
Pelaporan penggunaan dana: 100%
0 %
E
Dokumen pendukung pelaporan: 100 %
Dokumen pendukung pelaporan: 100%
0 %
8.
STANDAR PENILAIAN
A
Frekuensi ulangan harian oleh guru: 85%
Frekuensi ulangan harian oleh guru: 100%
15 %
B
Ulangan tengah semester yang  dilakukan oleh guru: 100 %
Ulangan tengah semester yang dilakukan oleh guru: 100%
0 %
C
Cakupan materi ulangan akhir semester yang di lakukan sekolah 100 %
Cakupan materi ulangan akhir semester yang di lakukan sekolah 100 %
0 %
D
Teknik-teknik penilaian yang dipergunakan guru dalam pembelajaran: 75%
Teknik-teknik penilaian yang dipergunakan guru dalam pembelajaran: 100%
25 %
E
Instrumen yang di kembangkan guru untuk ulangan harian 100 %
Instrumen yang di kembangkan guru untuk ulangan harian 100 %
0 %
F
Variasi instrument yang di kembangkan sekolah untuk ulangan akhir semester 90 %
Variasi instrument yang di kembangkan sekolah untuk ulangan akhir semester 100 %
10 %
G
Mekanisme dan prosedur penilaian pendidikan oleh guru: 80 % terpenuhi
Mekanisme dan prosedur penilaian pendidikan oleh guru: 100%  terpenuhi
20 %
H
Mekanisme dan prosedur penilaian pendidikan oleh sekolah: 80 % terpenuhi
Mekanisme dan prosedur penilaian pendidikan oleh sekolah: 100% terpenuhi
20 %
9
PENGEMBANGAN BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH
A
Pengembangan budaya Meningkatkan rasa percaya diri dan keberanian  80 %
Pengembangan rasa percaya diri 100 %
20  %
B
Meningkatkan kedisiplinan 70%
 Meningkatkan kedisiplinan100%
30 %
C
Menumbuhkan sikap peduli terhadap budaya sendiri   75%
Menumbuhkan sikap peduli terhadap budaya sendiri   100 %
25    %
                                                                                   

2.3.10 Faktor-faktor pendukung sekolah berwawasan lingkungan

Faktor – faktor yang mendukung sekolah dalam kegiatan pengembangan   seni budaya daerah pencak silat dilingkungan adalah :
a.       Jumlah tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang memadahi (sesuai dengan ratio guru dan siswa) sehingga memungkinkan rencana akan dapat terlaksana.
b.      Pengurus Komite Sekolah yang responsif dan supportif terhadap kegiatan sekolah pada peningkatan prestasi.
c.       Kondisi sosial masyarakat yang sangat mendukung terhadap rencana pengembangan program sekolah.
d.      Dukungan UPTD pendidikan dan Instansi terkait yang cukup baik

2.3.11 Kesenjangan Antara Mutu Sekolah Saat Ini Dan Harapan 5 Tahun Kedepan

9
Pengembangan Budaya dan Lingkungan Sekolah:
Pengembangan Budaya dan Lingkungan Sekolah:
Pengembangan Budaya dan Lingkungan Sekolah:
a
Pengembangan Seni budaya Pencak silat  80 %
Pengembangan Seni budaya Pencak Silat  100 %
20  %
b
Penciptaan lingkungan yang mengenal dan melestarikan seni budaya daerah sendir. 70 %
Penciptaan lingkungan yang mengenal dan melestarikan seni budaya daerah sendiri.  85 %
15 %

2.3.12 Program / Kegiatan Untuk Mencapai Visi, Misi Dan Tujuan

No
Uraian Rencana Kegiatan
Rencana Pelaksanaan (bulan)
Keterangan


7
8
9
10
11
12
1
2
3
4
5
6

I
ekstra kurikuler, antara lain:













1
Pramuka

x
x
x
x
x
x
X
x
x
x


2
Kesenian

x
x
x
x
x
x
x
x
x
x


3
Olahraga

x
x
x
x
x
x
x
x
x
x


4
Pencak Silat

x
x
x
x
x
x
x
x
x
x



















2.4 .PROGRAM PROGRAM  STRATEGIS  UNTUK MENCAPAI VISI, ISI, DAN TUJUAN JANGKA PANJANG

NO
           PROGRAM
            KONDISI AWAL
TAHUN



TH.1
TH.2
TH.3
TH.4
a
Penciptaan lingkungan yang mengenal dan melestarikan seni budaya daerah sendiri. 
Penciptaan lingkungan yang mengenal dan melestarikan seni budaya daerah sendir. 60 %
60
60
80
100
b
Pengembangan Seni budaya Pencak silat  70 %
Pengembangan Seni budaya Pencak silat 70 %
70
70
80
100

2.4.1 Sumber–Sumber Manusia / Untuk Melaksanakan Program

Sumber –sumber manusia atau material yang dapat membantu atau dipergunakan untuk melaksanakan program yang terdiri dari :
1.      Pendidik dan Tenaga Kependidikan
No
Uraian
Status
Jenis Kelamin
PNS
Non PNS
Laki-laki
Perempuan
1
Kepala Sekolah
1
-
-
1
2
Guru Kelas
2
4
2
4
3
Guru PAI
-
-
-
-
4
Guru Penjaskes
-
-
-
-
5
Tenaga Perpustakaan
-
-
-
-
6
Operator
-
1
1
-
7
Penjaga Sekolah
-
1
1
-

Jumlah
3
6
4
5

2.      Pengurus Komite Sekolah
No
Nama
Pekerjaan
Jabatan
Keterangan
1
E. SUHENDI
WIRASWASTA
Ketua
Tokoh Masyarakat
2
AHMAD SALIM, M.Pd.
PNS
Wakil Ketua
Tokoh Masyarakat
3
HENDI
WIRASWASTA
Sekretaris
Tokoh Masyarakat
4
TATY MARYATY, S.Pd.SD
PNS
Bendahara
Tokoh Masyarakat
5
DEDEN
BURUH
Anggota
Tokoh Masyarakat
6
U. KARTOBI
GURU
Anggota
Tokoh Masyarakat
7
AKA NURJAMAN
PTT
Anggota
Tokoh Masyarakat


A.    Jadwal Program kegiatan Seni Budaya Pencak Silat
Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler SD.Negri Pamatutan
      Pencak silat
      Seni Tari
         Pramuka
      Olah Raga
 Guru Pencak Silat Pusaka siliwangi  Bp.Ahdi hari rabu dan sabtu
    
Guru seni tari ibu Dewi hari jumat dan sabtu
Guru pramuka bp.Ridwan dan Yogi Dwi Aryandi hari kamis dan jumat
Guru olah raga bp.yaman dan Aka Nurjaman hari selasa dan kamis


B.                 Penanggungjawab program pengembangan program  
a.       Kepala Sekolah
b.      Guru  dan stap sekolah
c.       Komite sekolah dangan peran serta masyarakat lingkungan Sekolah.
C.                Rencana pembiayaannya: Dana Bos dan peran serta orang  tua wali murid
1.Rencana pemantauan dan evaluasi
a.       Kepala Sekolah
b.      UPTD
c.       Komite sekolah beserta peran serta masyarakat.


BAB.III

PENUTUP


3.1 KESIMPULAN

Pencak silat adalah adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia. Seni bela diri ini secara luas lebih dikenal di negara-negara Asia maupun Eropa. Terbukti dari banyaknya organisasi-organisasi pencak silat yang tumbuh dengan pesat, seperti:  PERSILAT di Indonesia, IPSI, PESAKA di Malaysia.
Berkembangnya seni pencak silat tidak terlepas dari sejarah awal mulanya berdiri pencak silat. Berawal dari nenek moyang bangsa Indonesia yang berusaha untuk mempertahankan dirinya dari ancaman dan tantangan alam, Kerajaan-kerajaan besar yang memiliki prajurit dan pendekar-pendekar yang siap berperang, Pahlawan nasional bangsa Indonesia, seperti pangeran Diponegoro yang melawan penjajah, sampai pada akhirnya bela diri berkembang seiring berkembangnya jaman.


DAFTAR PUSTAKA


Aip Syarifuddin. 1992. Atletik. Jakarta : Depdikbud.
Aip Syarifuddin dan Muhadi. 1992/1993. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Depdikbud.
Carr, Gerry. 2000. Atletik (Edisi Terjemahan). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Suharno H. P, Alat-Alat Tes Pengukuran Kesegaran Jasmani, Jakarta, 1985

Tidak ada komentar:

Posting Komentar